TiNewss.com--Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Sumedang, KH Zaenal Alimin menanggapi keras digesernya libur Maulid Nabi Muhammad SAW oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.
Menurut KH Zaenal Alimin, digesernya libur Maulid Nabi Muhammad SAW menandakan bahwa negara tidak peduli dan tidak menghargai sejarah Islam.
"Dengan begitu, digesernya hari libur pada maulid Nabi berarti tidak ada libur pada momen sejarah maulid. Ini berarti pula "negara" sudah tidak mempunyai sensitivitas kesejarahan, bahkan memiliki arti negara sudah tidak menghargai dan tidak peduli terhadap sejarah Islam," tegasnya.
Baca Juga: Keagungan Sistem Islam Memuliakan Anak Yatim
Lebih lanjut KH Zaenal Alimin kepada TiNewss.com, (13/10/2021) mengatakan ketidakpedulian terhadap sejarah Islam ini sudah diperlihatkan dalam dua momen, yaitu pada penggeseran libur 1 Muharam dan pergeseran libur maulid ini.
Maulid Nabi yang seharusnya libur pada tanggal 19 Oktober menjadi tanggal 20 Oktober.
"Dari digesernyya Maulid Nabi, KH Zaenal Alimin merasa khawatir adalah pengaruh komunisme yang disadari atau tidak ingin mengaburkan nilai sejarah Islam dan secara bertahap ke depan menjadi hilang sama sekali, na'uudzu billaahi min dzaalik...,"tegasnya.
Baca Juga: Angka Stunting Makin Tinggi, Sistem Islam Berikan Solusi
Untuk diketahui, bahwa pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia menggeser hari libur Maulid Nabi yang semula tanggal 19 Oktober menjadi tanggal 20 Oktober 2021.
Artikel Terkait
Bagaimana Menurut Islam, Shaf Sholat Social Distancing?
Tanda-Tanda Besar Kiamat (seri Kosmologi Islam ke-85, Lanjutan)
Angka Stunting Makin Tinggi, Sistem Islam Berikan Solusi
Keagungan Sistem Islam Memuliakan Anak Yatim
Sistem Islam Role Model Lahirnya Pemimpin Harapan Umat