TiNewss.Com -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan logo Ibu Kota Nusantara atau IKN pada hari Selasa, 30 Juni 2023.
Melalui akun media sosialnya, Jokowi mulai memperkenalkan logo IKN tersebut pada hari Rabu, 31 Juni 2023.
Menurut Jokowi, logo IKN tersebut akan menjadi identitas visual bagi Ibu Kota Nusantara kedepannya.
Logo IKN ini memiliki tema Pohon Hayat atau juga disebut pohon kehidupan yang merupakan hasil karya dari Aulia Akbar.
Logo ini terpilih dari lima logo yang tersedia, melalui voting terbuka yang telah diikuti lebih 500.000 pemilih di seluruh Tanah Air.
Dalam unggahan media soialnya, Jokowi menyampaikan bahwa logo IKN ini memiliki makna yang sejalan dengan semangat pembangunan IKN.
"Di dalamnya ada filosofi yang sejalan dengan semangat pembangunan IKN, menumbuhkan rasa bangga dengan jati diri bangsa Indonesia sebagai negara dan bangsa besar dan majemuk. Juga diharapkan dapat menggugah kesadaran masyarakat untuk menjaga alam, lingkungan, beserta ekosistemnya," ungkap Jokowi pada unggahan akun Twitter pribadinya.
Baca Juga: Presiden Jokowi berharap IKN jadi Show Case dan Perayaan HUT RI 2024 dilaksanakan di IKN
Aulia Akbar yang memenangkan kontes pembuatan logo IKN ini berhak mendapatkan uang tunai sebesar Rp 185 juta, sementara keempat finalis lainnya mendapatkan uang tunai sebesar Rp 20 juta.
Berdasarkan laman resmi IKN Nusantara, kompetisi pemilihan lima logo IKN ini berlangsung mulai 4 April hingga 20 Mei 2023. Masyarakat yang turut serta memilih logo dan beruntung, berkesempatan untuk memenangkan hadiah berupa 10 motor listrik bertanda tangan Presiden Jokowi.***
Artikel Terkait
Presiden Joko Widodo Pimpin Acara Kendi Nusantara di IKN, Satukan Tanah dan Air Se-Nusantara
Tanah Untuk Kendi Nusantara IKN, Gubernur Anies: Ibu-Ibu Warga Kampung Aquarium yang Mencangkulnya
Prosesi Kendi Nusantara IKN, Ganjar Pranowo: Tanah dan Air Keramat yang Saya Pilih
Presiden Jokowi berharap IKN jadi Show Case dan Perayaan HUT RI 2024 dilaksanakan di IKN
Keberadaan IKN Di Kalimantan Tidak Tepat, Profesor Syafruddin Arsyad: Seharusnya di Sumedang, Kok Bisa?